ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Sabtu, 22 Desember 2012

Alien, U're Mine [PART 1]



Tittle : Alien, U’re Mine
Author : HelloWorld (@dignaraa)
Cast :
·         Seungri BIGBANG
·         Choi Soo Young SNSD
·         Yuri SNSD
·         Lee Taemin SHINee
·         Daesung BIGBANG
Genre : Friendship, Romance, Angst (?)
Length : maybe Double Shoot? Check it then...
Rating : PG 13
PRE : Teaser

A/N : Haloo saya comeback setelah hiatus entah berapa lama, akhirnya ngepost Part 1-nya deh ^^ *maaf ya lama banget m(_._)m
sebenarnya ini FF buatanku waktu masih kelas satu SMP ._. dulu suka masih suka SNSD sih, hehe. Aku cuma buatin poster sama teasernya aja. Nggak banyak yang aku edit di sini, jadi mian ya kalo banyak typo... wkwk

  •  Alternate Universe tingkat dewa, baca doa dulu sebelum baca kkk
  •  Yang ngga suka pairing Seungri & Soo Young, pikir dua kali aja deh




[PART 1]
POV : Author

Bukan, si mahasiswa baru itu tidak sedang berada di sanding Soo Young bukan karena absen kuliah. Laki-laki kekanakan itusebut saja Seungrikini memiliki kawan baru, Daesung, mahasiswa ingusan lainnya yang biasa mengunjukkan kacamata diatas batang hidung. Walau tidak tau pasti kapan mereka saling mengenal, Soo Yong rasa mereka memiliki sesuatu tersendiri yang entah apa sehingga mereka begitu akrab.


Bel berbunyi, kelas berakhir. Kali ini Yuri yang menghampiri Soo Young langsung ke kelasnya.
“Dimana Seungri?” tanyanya tergesa sambil menggeleng ke kanan dan ke kiri kemudian menyadari seisi kelas sudah kosong.

“Aku tidak tau, sepertinya dia pergi bersama Daesung. Ada apa? Menanyakan materi kuliah lagi?” jawab Soo Young masih sibuk memasukkan buku-buku ke tas ransel.

“Bukan, Soo Young” elaknya sambil duduk di depan bangku Soo Yong. Seperti ingin mengatakan hal serius saja. “Kau tidak curiga?”

“Curiga tentang apa?” Soo Young tanpa melirik tatapan lawan bicaranya. Setelah beberapa saat tidak ada respon balik, Soo Young baru mendongak menatap Yuri. Dahi Yuri tampak berkerut.

“Maksudku Seungri...”

“Oh, kenapa dengannya?” tanya Soo Young kembali pada aktivitasnya, masih menganggap enteng topik Yuri.

“Akhir-akhir ini dia akrab sekali dengan Daesung tanpa sebab yang jelas, maksudku...” Yuri bermaksud melanjutkan. Soo Young sudah selesai, lalu mencoba untuk serius mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Yuri. “Jangan-jangan Seungri itu........”
“...suka sesama jenis?”. 

Serentak Soo Young langsung tersendak mendengarnya. Cepat-cepat Yuri memberikan botol minum pada kawan karibnya itu. Soo Young meneguknya sambil menepuk-nepuk dada.“Apa yang kau katakan, Yuri??”

“Maafkan aku, Soo Young. Mungkin itu hanya perasaanku saja...”

Selang beberapa detik kemudian dua mahasiswa lain masuk ke kelas, otomatis memotong percakapan mereka. Tentu saja harus dipotong, kedua orang itu yang sedang mereka bicarakan, masih asyik tertawa-tawa. Daesung segera membersihkan bangkunya dan beranjak, melambaikan tangan pada Seungri yang lebih memilih mendekati Soo Young dan Yuri.

“Kau lihat itu? Tatapan Daesung... seperti ada sesuatu yang ‘rahasia’ di dalamnya!” pekik Yuri lirih, membuat Soo Young merasa harus berpikir dua kali. Ada benarnya juga tuduhan Yuri itu, pancaran mata Daesung begitu teduh ketika menatap Seungri dari kejauhan. Ih, mereka homo?!

Ah, lupakan Soo Young! Abaikan gambaran itu pada Seungri

“Sepertinya kau tak pernah melepaskan benda itu dari bahumu?” Tanya Soo Young pada Seungri, bermaksud mengalihkan segala topik yang telah ia bahas bersama Yuri sebelumnya.

“Ah, ini?” Seungri menunjuk ranselnya.

“Ne,” Soo Young memasang tatapan heran. “Apa di dalamnya ada jimat sehingga kau tak bisa meninggalkannya sedetikpun?” ucap Soo Young tak habis pikir. 

Kini Seungri sudah menampakkan ekspresi tersipunya yangYuri rasaseperti perempuan. “Tidak juga. Tampak seperti itukah?” Menggelikan.

“Coba aku lihat!”

“Eh? Eh?” Seungri tampak panik. “Untuk apa?”

“Aku hanya ingin melihat buku materi apa saja yang kau bawa selama ini? Jangan-jangan kau malah tidak membawa buku sama sekali ke kampus?” Itu alasan yang logis. Soo Young belum pernah sekalipun melihat Seungri mengeluarkan buku-buku yang semestinya ada di bangku seorang mahasiswa. Hanya catatan, dan sebatang bolpoin.

Tetap saja. Seungri tidak memberikannya, ia bersikeras.

“Sudahlah, Soo Young” Yuri menepuk pundak Soo Young, membalik tubuhnya supaya gadis itu dapat melihat ekspresi wajahnya yang mengisyaratkan ‘berhentilah’. Soo Young menurut, menghentikan segala yang memenuhi benaknya. Mereka mulai melangkah, menjauhi Seungri yang masih memeluk tasnya erat-erat (?)

“Kalian mau kemana?”

Soo Young dan Yuri menoleh bersamaan. Tentu saja hanya Seungri yang ada di sana, jadi Seungri-lah yang memanggil mereka. Lelaki itu berusaha mendekati Soo Younglagi. “Mmm, Soo Young, jangan marah ya?”

Soo Young dan Yuri hanya saling menatap satu sama lain. Lelaki ini... Sikapnya begitu asing di mata mereka. Belum pernah sekalipun keduanya menemui laki-laki yang bersikap seperti ini. Taemin? Tidak, Seungri dan Taemin sangatlah berbeda. Jika Seungri memiliki tampang keren dengan sikap yang... kau tau sendiri seperti apa, sebaliknya dengan Tae. Taemin memiliki tampang yang imut, walau begitu sikapnya jauh lebih dewasa dan macho ketimbang parasnya. Tak heran jika banyak teman mahasiswi yang kecantol padanya. Untuk Seungri, Soo Young kurang yakin.

“Ah! Bagaimana jika sebagai gantinya aku belikan sesuatu untuk kalian??” kata Seungri berusaha meyakinkan dua gadis di depannya yang tampaknya sedang sibuk dengan pikiranan masing-masing. Tanpa kesepakatan dari siapapun Seungri langsung saja menarik lengan keduanya dan membawa mereka ke suatu tempat.

*

POV : CHOI SOO YOUNG

Kantin, lokasi kami sekarang. Hampir saja aku mengira laki-laki penguntit itu akan membawa kami ke tempat yang pasti telah Yuri bayangkan : Plasa Fashion, Mall, atau mungkin toko-toko perbelanjaan lainnya yang bisa menghibur hatinya di akhir pekan seperti ini. Jika saja Seungri tidak datang, mungkin Yuri sudah memintaku untuk menemaninya melancong ke tempat yang tak begitu jelas kuketahui.

“Kalian yakin tidak menginginkannya?”

Yuri menggeleng kecil sambil tersenyum masam, sementara aku lebih memilih diam.

Kau tau sedang apa kami di sini? Kalau kau mau tau, jawabannya adalah aku dan Yuri sedang menunggui Seungri menghabiskan semangkok eskrim yang ia pesan beberapa menit yang lalu. Bukan, bukan hanya eskrimnya, bahkan sekarang eskrim milik kami telah diembat habis. 

Seungri berhenti dan menyandarkan punggungnya. Semua eskrim di meja kami ludes masuk ke mulutnya. “Ini enak sekali, kalian akan menyesal tidak mencicipinya...”

Siapa yang mau mencicipi eskrim di cuaca sedingin ini? Mungkin jawabannya hanya Seungri.

“Selera makan mu, bagus...” kata Yuri dengan mulut separuh terbuka.

“Tidak juga. Hanya saja aku suka eskrim” jawabnya tanpa menoleh sedikitpun pada kami. 

Beberapa menit hening diantara kami bertiga. Yuri sibuk memainkan handphone-nya dan Seungri, sedari kalimat terakhirnya tadi ia hanya menundukkan kepala. Apa memang seperti ini reaksinya ketika sedang kekenyangan setelah memakan tiga mangkuk eskrim? Atau jangan-jangan dia sedang membeku?

Ketika aku bosan dan mulai berdiri, tiba-tiba saja telapak tangan kiriku diraih oleh seseorang. Tangannya kasar, aku tak langsung menoleh, perasaan aneh menjalar ke seluruh tubuhku. Seungri. Bocah ini kenapa? Tiba-tiba meraih tanganku dengan tatapan kosong seperti itu. Sudah berdetik-detik tetapi dia belum juga melepaskan genggamannya.

Mungkin Yuri merasa aneh dengan suasana seperti ini hingga dia melepaskan genggaman tangan kami. “Seungri-yaa! apa yang kau lakukan?”

“Hh... maaf” hanya itu yang keluar dari mulutnya, selain komat kamit tak jelas yang membuat aku dan Yuri bingung. Dia masih menunduk, seperti memikirkan sesuatu yang berat di pikirannya.

“Aish, kau ini. Eh, dimana botol air minumku?” gerutu Yuri yang sekarang malah tolah-toleh mencari botol airnya.

“Ada yang ingin kau katakan?” tanyaku berhasil membuat Seungri mendongak. Ya, kata orang sih aku memang ahli dalam menebak apa yang ada di benak seseorang. Dan kali ini aku tak dapat menyangkalnya. *membusungkan dada*

Laki-laki itu sekarang berdiri berusaha menyamai tinggi tubuhku, tapi sia-sia. Sekarang dia meraih tanganku lagi, tak tanggung-tanggung dengan kedua tangannya. “Soo Young, jadilah pacarku!”

BUH! 

Seteguk air secara tak sengaja menyembur dari gembungan mulut Yuri. Aku yang tadi kaget mendengar pernyataan Seungri malah jadinya tak kuat menahan tawa dan meledakkannya pada saat itu juga.

“Eehh... Seungri, maafkan aku!” Yuri segera membersihkan ceceran air yang melumuri muka Seungri dengan sapu tangannya. Baru beberapa detik yang lalu aku melihat tampang Seungri begitu malu-malu, sekarang ekspresinya berubah datarpasti karena Yuri kekeke. Aku masih belum bisa mengontrol tawaku. “Sungguh, aku tidak sengaja!” tambah Yuri.

“Habisnya aku kaget mendengar pernyataanmu. Bukannya kau menyukai Daesung?”.

“Yuri...”. Mungkin bocah ini berniat membunuh Seungri dua kali.

“Kau bercanda?” sahut Seungri. Pasti tak terima, pikirku. -_-

“Benar-benar menyukai Soo Young?... Coba jelaskan padaku, apa yang kau sukai dari Soo Young?”

“Ah, apa kau yakin aku harus menjawabnya?...”

“Tentu saja. Aku meragukanmu! Kita baru kenal kurang lebih baru dua minggu, tapi sekarang kau menyatakan cinta pada Soo Young?”

“Yuri...” tegurku sekali lagi menyenggolkan siku pada pinggangnya supaya mengurangi frekuensi bicara.

“Aku... benar-benar menyukai Choi Soo Young...”

Berderet-deret kata ia lontarkan dengan mudahnya, sambil tersenyum ringan, tetapi entah mengapa semakin detik semakin mendorongku untuk ingin mempercayai segala kecap mulutnya. 

Setelah kalimat-kalimat itu, Yuri tak menyahut. Sama sepertiku, ia hanya melihati segala yang tampak dari lelaki di depanku. Aku tak mengerti, pikiranku berkata bahwa Seungri menyatakan perasaannya itu padaku, tapi kenapa sedari tadi Yuri yang mempermasalahkannya? Ini yang sering kutemui di serial drama kebanyakan. Mungkin Yuri menyukai Seungri? Dia cemburu?...

*

Aku mulai menapakkan kaki diatas salju tipis yang melapisi jalanan. Langit malam begitu gelap, baru kali ini aku berjalan sendiri di malam yang larut. 9.30 malam, cukup larut bagi gadis rumahan sepertiku.

Beberapa hari terakhir salju turun rintik-rintik, tak begitu deras. Suhu minim sebenarnya bukan masalah bagiku, tetapi angin malam, aku tak dapat menahan hembusannya yang seringkali membuat tubuhku menggigil. Lampu jalanan berwarna kekuningan, membentuk warna jingga oleh perpaduan warna salju yang turun, membuatnya terlihat indah. Aku menyukai suasana damai malam hari, tetapi tidak lagi mulai detik ini.
Sudah satu jam lebih aku belum juga tiba di rumah. Selama sejam itulah aku hanya berjalan di beberapa gang, yang mana saja pokok yang kutemui. Bulu kuduku terkaku, ada seorang lelaki yang menguntit di belakangku sejak keluar dari area kampus. Lelaki itu telah berdiri di depanku. Tampangnya beringas, mungkin menyadari akalku yang berusaha untuk mengulur waktu untuk tiba di rumah.

Aku tau dia, pria yang kata orang ‘penyisir’ jalanan malam. Senyumnya seakan mengharapkan sesuatu dariku. Aku menyesal pulang selarut ini sendiri. Harusnya aku mengajak Yuna untuk pulang bersama. Di saat seperti ini, jika boleh berkata jujur, aku Takut! 

Tanpa bicara sepatah katapun, tangannya meraih lenganku, mencengkeramnya dengan erat. Aku hendak berteriak keras meminta tolong, tetapi dia langsung menutup mulutku dengan tangan super besarnya. Kugigit tangannya dan mulai berlari, berteriak dalam kesempatan, berharap semoga ada yang mendengarku...


POV : SEUNGRI

Sepulang dari kampus, aku dan Taemin Hyung pergi ke sebuah toko buku yang tak jauh dari aparte-ku. Dua hari lalu aku memberitaunya tentang toko ini, tampaknya ia menyukainya.

“Kenapa kau mengikutiku?” tanya Hyung. Aku tau, kehadiranku untuk menemaninya kemana-mana tidak pernah ia harapkan -_-

“Dimana apartemenmu?”

“Di sana,” jawabku sambil menunjuk kearah timur toko ini.

Hyung kembali mengalihkan perhatiannya ke beberapa majalah yang dipajang di depan toko berdinding kaca itu. Aku tak masuk, memilih untuk menunggu di luar sambil menjelajah beberapa deret minuman kaleng di mesin.

Sekonyong-konyong aku mendengar suara gadis berteriak, atau mungkin perasaanku saja, aku tak menoleh. Lantas berpikir. Suaranya terdengar familiar bagiku. Dalam sekali sentakan aku langsung berlari ke sumber suara. Aku tau betul...

Choi Soo Young!!

*

POV : CHOI SOO YOUNG 
 

“Kesal”.

“Dia menolongmu kan?” tanya Yuri. Kami sedang duduk berdua di bangku kelasnya. Kali ini aku yang menyusul ke kelasnya.

“Tidak. Dia melarikan diri, ppabo” gerutuku mengingat kejadian kemarin. Bagaimana dia bisa datang menolong kemudian pergi begitu saja tanpa menyelesaikan masalah (?!). “Dia memang pernah bilang kalau jago karate,”

“Lalu?”

“Dia pergi hanya karena mendapat satu pukulan di wajah”

Yuri tertawa mendengar pengakuanku. Bukan Yuri, ini bukan saat yang tepat untuk tertawa. Aku kecewa terhadapnya. Seungri, ku kira dia akan benar-benar menolongku di saat terdesakku. Dia payah. Dia berlari terbirit-birit seperti anak anjing yang sedang ketakutan.

“Bagaimana denganmu?” tanya Yuri berusaha menghentikan tawanya.

“Taemin datang. Awalnya mereka memang pergi bersama”.

“Sekarang, dimana?”

“dia tidak datang...”

...

Pengecut.
Tidak pergi kuliah hanya karena malu menampakkan diri di depanku itu, apa lelaki namanya? Tadinya aku ingin mempertimbangkan pernyataan Seungri kepadaku tempo hari, well, kejadian kemarin telah memberiku keputusan bulat. 

Aku dapat merasakan tangan Yuri mengusap-usap pundakku. Dia tau betul, aku tak pernah menyukai lelaki yang seperti itu. Omong kosong yang pernah dia lontarkan di kantin.

“Lalu, mmm, sekarang kau akan memilih... Taemin?”

Siapa bilang? Aku tidak pernah menyukai Taemin, sedikitpun! Walau sebenarnya tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyukainya : dia macho, tidak banyak bicara, dan tentu saja kami sudah lama kenal. Dia tipe idamanku, sayang sekali aku tak pernah bisa menyukainya. Entah sebuah kerugian, keuntungan, atau bahkan bukan diantara mereka sama sekali.

*

POV : Author (?)
Flashback

Lelaki bengkring ini berlari. Sambil menutupi sebagian wajah, kakinya terus menuntunnya hingga ke suatu tempat. Kakinya gemetar, bukan karena kelelahan berlari. Sesegera mungkin ia mencari sebuah ruangan dan menunjukkan gelang di tangan kanannya kepada beberapa wanita berseragam putih disana. Beberapa diantaranya langsung berhambur mencari pertolongan.

Ia melepaskan tangan kirinya yang sedari tadi berusaha menutupi wajah. Tentu saja firasatnya benar, ceceran darah telah melumuri telapak tangannya. Beberapa orang disana sudah mengawasinya dengan tatapan bermacam-macam.

Seorang laki-laki yang juga berseragam putih datang kepadanya, dengan tenang, mengeluarkan sebuah cairan obat kemudian menyemprotkannya kedalam lubang hidung Seungri dengan sebatang suntikan. Perlahan tapi pasti.

Rasanya lama sekali Seungri tak pernah merasakan sensasi cairan ini. Luar biasa, seketika menghentikan aliran darahnya lalu membuatnya merasa kantuk. Menghentikan segala rasa ngilu yang ia menjalari sekujur tubuhnya.

***

Maaf ya kalo POV nya sering banget berubah -_-
TBC ;) yang udah baca please comment! kekeke~

5 komentar:

  1. Eeeengg.. rada gak nyambung ma yang bagian akhirnya ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasalah, FF gak nyambung itu gue masternya ._.v #salting
      kejelasannya di part 2, masih tahap editing hehe ^___^

      Hapus
  2. FFnya bagus kok thor >.<
    Jadi penasaran kenapa nih si seungri (?)
    Ditunggu lanjutannya ^^

    BalasHapus
  3. thorr...bagus ffnya,aku suka..tpi mungkn karena aku nggak begitu mengerti ma ni ceritanya ._. mian nae >.<*bungkuk berkali2
    Lanjtkan thoorr!!Tapi jgn bkn otakku muter nae -_-?Fight!!!:3

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahaha, mumet ya bacanya? authornya juga kok *winkling* *eh
      jongmal mianhe, tapi makasih ya udah mau baca ^___^ tunggu next partnyaa :3

      Hapus