ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Senin, 03 November 2014

STRANGER (Chapter 2)


Title : STRANGER
Main Cast : Chen ‘EXO’, Kai ‘EXO’, OCs
Genre : Romance, action, comedy *semoga*, Brothership
Author : fronchy
Length : Chaptered





“Satu bulan?” tanya seorang pria paruh baya kepada pria yang lebih muda dihadapannya.


“Iya, satu bulan. Apakah tidak bisa, tuan?” tanya pria yang lebih muda itu,Chen.


“Tentu saja tidak bisa. Meskipun selama tiga tahun ini kau tidak pernah ambil cuti sekalipun, tetap saja itu melanggar aturan. Saya hanya bisa memberimu waktu libur 2 minggu paling lama. Bagaimana?” ucap pria paruh baya yang ternyata adalah kepala kantor kepolisian itu.


“Baiklah tak masalah. Saya akan mengambilnya. Terima kasih, tuan. Saya permisi,” ucap Chen meskipun awalnya ragu. Kemudian ia melangkah keluar ruangan itu.


***


Hari ini hari rabu. Cuaca sangat panas ditambah banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Belum lagi AC ruang kerja mati. Besok masih harus pergi ke seminar yang sebenarnya tidak terlalu penting. Nanti malam harus lembur lagi. Semoga tidak ketinggalan bis dan turun hujan seperti kemarin, tulis seorang wanita pada buku diary-nya.


Wanita itu bernama Kang Hyesung. Dia adalah salah satu editor disebuah perusahaan penerbitan yang sudah lumayan terkenal di Seoul. Dia bekerja untuk menghidupi dirinya juga adik-adiknya. Adiknya yang pertama Kang Minhyuk masih duduk dibangku kuliah. Minhyuk juga ikut bekerja part time untuk membantu kakaknya dan membiayai kuliahnya. Meskipun ia dapat beasiswa tapi keperluan lain, seperti membeli buku, fotocopy lembar kerja, dan lain-lainnya, masih membutuhkan banyak biaya.


Adik keduanya Kang Maru masih duduk dibangku SMA. Dia juga ikut bekerja part time sebagai kasir di kafe dekat Universitas Korea. Memang agak jauh dari sekolah maupun rumahnya, tapi tak masalah karena gajinya yang lumayan. Adiknya yang ketiga, perempuan, Kang Yeseul. Harusnya dia duduk dibangku SMP kelas 3 sekarang. Tetapi dia mengikuti program akselerasi sehingga lompat kelas. Sekarang dia adalah murid kelas 1 Daehan High School sama seperti Maru yang sekarang kelas 3. Yeseul adalah murid beasiswa. Dia selalau berada diperingkat 5 besar sejak masih SD.


Satu-satunya yang tidak mendapatkan beasiswa adalah Maru. Dia tidak bodoh. Dia cukup pintar. Hanya saja dia pernah tidak sengaja memukul anak gadis dari donatur di sekolahnya yang terkenal itu. Maka dari itu beasiswanya dicabut. Dia benar-benar tidak sengaja waktu itu. Maru hanya mencoba membela gadis itu dari laki-laki genit di sekolah mereka. Tanpa sengaja gadis itu terkena pukulannya. Selain itu ia juga dikira bagian dari laki-laki genit itu yang hanya mencari tampang saja di hadapannya. Ia masih beruntung mendapat sedikit keringanan karena orang tuanya yang telah tiada dan ia hidup pas-pasan bersama ketiga saudaranya. Sejak itu Maru menjadi anak yang tidak ramah terhadap perempuan, kecuali yeodongsaeng-nya, Yeseul, dan noona-nya Hyesung. Dia tidak memukul atau berbuat kasar, dia hanya cuek dan tidak respect terhadap mereka para gadiskaya di sekolahnya.


****


Hyesung POV


Hari ini aku pulang malam lagi. Meskipun lelah tapi ini semua aku lakukan demi adik-adikku yang masih bersekolah. Aku tidak bisa membiarkan mereka hidup tanpa mengenyam pendidikan seperti ayah dan ibu dulu. Mereka harus jadi orang sukses nanti agar tidak ada lagi orang yang meremehkan mereka.


Gwenchana Hyesung-ah! Meskipun kamu harus lembur tiap hari demi adik-adikmu. Tetap semangat. Ajja!! Ajja!! Fighting!! Teriakku dalam hati menyemangati diriku sendiri.


Aku sedang menunggu bus di halte dekat kantor sambil melihat sekeliling. Berharap ada kenalan yang mau memberikan tumpangan agar aku tidak mengeluarkan biaya bus. Well, hanya harapan yang tidak pernah terwujud. Seseorang tolong sadarkan aku! Mataku menangkap seorang pria berbaju hitam dan membawa koper saat melihat kafe di seberang halte bus. Ia meletakan koper itu di tempat parkir, dekat semak-semak. Kemudian ia berlari ke arah mobilnya tepat di depan kafe. Mobil yang pria itu tumpangi melaju sangat cepat.


Sebenarnya aku sangat penasaran apa isi koper itu. Tetapi membuka punya orang lain tidak sopan apalagi kita tidak mengenal mereka. Karena penasaran, aku tidak bisa menghentikan otakku untuk tidak membayangkan isinya. Aku membayangkan isi kotak itu bom yang akan meledak dalam hitungan menit. Aku berdiri karena takut kalau-kalau koper itu benar-benar berisi bom, aku akan secepatnya berlari. Tapi sudah sepuluh menit tidak ada tanda-tanda apapun. Aku duduk lagi menunggu bus terakhir malam ini. Sepertinya akan terlambat datang. Karena bus terakhir harusnya datang lima menit yang lalu. Baiklah aku akan menunggu beberapa menit lagi saja. Jika busnya tidak datang juga lebih baik aku memanggil taksi.


Aku tidak tahu sudah menunggu berapa menit. Apa tidak ada bus jam sepuluh malam hari ini? Atau busnya datang lebih cepat tadi? Entahlah. Aku akan naik taksi saja. Aku memberhentikan taksi yang lewat saat itu.


****


“Berita kali ini datang dari Seoul. Dini hari tadi ditemukan koper berisi mayat manusia di tempat parkir kafe X. Mayat ditemukan dalam kondisi terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Pemilik kafe yang menemukan mayat tersebut tidak tahu-menahu asal mayat tersebut. Polisi masih akan melakukan otopsi siang nanti. Demikian laporan saya, Kim Jihwan, langsung dari tempat kejadian, kembali ke studio.”


Pagi ini ibukota Korea Selatan telah diguncangkan oleh penemuan mayat yang tidak utuh lagi. Kepolisian Pusat Seoul sudah sangat sibuk sejak pagi-pagi buta tadi. Mereka menyiapkan berkas-berkas interogasi untuk para pelayan dan pemilik kafe, tempat mayat tersebut ditemukan. Dan beberapa juga menjadwalkan otopsi mayat dengan dokter ahli.


Tidak terkecuali divisi kriminalitas. Divisi ini menangani kasus tindak pidana, seperti pembunuhan. Chen dan Hyera sudah berada dilokasi kejadian sejak pagi tadi. Hana dan Kai sedang melihat rekaman CCTV kemarin di jalan itu.


“Kalau mayatnya masih baru berarti dibuang sekitar malam hari. Coba cek yang jam 8-9 dulu,” ucap Hana pada seorang polisi lalu lintas yang bertugas dibagian CCTV.


“Baik. Ini rekaman jam 8. Dilihat dulu,” ucap pria itu.


“Tidak ada yang mencurigakan,” kali ini Kai yang berbicara.


“Kai jangan berisik. Diam dan lihat saja,” peringat Hana.


Kai menurut. Mereka semua diam sambil melihat rekaman CCTV itu.


2 jam kemudian…


“Ini rekaman pada pukul 10 malam kemarin,” ucap polisi lalu lintas itu.


Sudah dua jam mereka melihat rekaman CCTV jalan depan kafe tersebut. Tapi tidak ada satupun yang mencurigakan.


“Kalau begini terus aku mau tidur saja,” ucap Kai tiba-tiba.


“YAA!! Lihat baik-baik. Jangan tidur atau kita akan melewatkan sesuatu,” tegas Hana.


Huh, menyebalkan, batin Kai. Meskipun menggerutu, Kai tetap menjalankan tugasnya. Matanya masih menatap layar TV yang menampilkan rekaman jalanan depan kafe kemarin malam. Seorang wanita yang terasa tidak asing bagi Kai terlihat berjalan ke arah halte di CCTV tersebut.


“Sepertinya aku mengenal wanita itu,” ucap Kai membelah keheningan diruangan itu.


“Huh? Siapa yang kau maksud?” ucap polisi yang menemani mereka melihat rekaman CCTV.


“Itu wanita yang sedang duduk di halte bus di seberang kafe,” tunjuk Kai.


“Benarkah? Coba perbesar rekamannya agar terlihat jelas,” ucap Hana dengan sangat antusias.


“Tapi apa hubungan dia dengan kasus ini?” ucap polisi pria itu, sebut saja namanya Sehun.


“Benar noona. Apa hubungan dia dengan kasus ini? Aku bahkan lupa apa aku pernah mengenalnya atau tidak. Dia hanya terlihat tidak asing dimataku,” ucap Kai tetap memperhatikan wanita di dalam rekaman itu.


“TUNGGU!!!!!” teriak Kai tiba-tiba. “Lihat di depan kafe itu. Ada orang yang sedang mengendap-endap,” lanjutnya.


“Sehun-ah, perbesar videonya. Ppalli, ppali,” ucap Hana terburu-buru. Sehun memperbesar video itu. Kemudian terlihat seorang yang sepertinya pria karena tubuhnya yang besar dan tinggi. Ia membawa tas besar warna hitam persis seperti yang ditemukan pagi tadi. Sepertinya dia memang pelakunya.


“Dia orangnya,” ucap Hana bersamaan dengan munculnya senyuman diwajahnya.


“Tapi kita tidak bisa mengenali wajahnya. Terlalu gelap,” ucap Sehun.


“Tunggu. Coba kau cari identitas wanita diseberang kafe itu. Bukankah ia melihat kejadiannya. Siapa tahu ia melihat wajah orang itu,” ucap Kai memberi ide.


“Benar juga. Cepat, Sehun-ah,” perintah Hana.


“Baiklah,” ia menuruti perintah rekannya itu. Kemudia men-scan wajah wanita itu. Tidak berapa lama kemudian layar besar itu sudah nerganti menjadi foto dan identitas wanita tadi. Tentu saja mereka memiliki pribadi setiap warga Korea Selatan. Mereka adalah polisi negara. Semua data pasti terhubung dengan negara.


Number ID 10000055636698
Name : Kang Hyesung
Date birth : March 26nd, 1993
Place Birth : Busan, South Korea
Last Education : Seoul National University
Work : Editor
….





TBC

A/N : halo, ada yg nunggu?/gak/ iye sya tau wkwk. yg pasti saya mnta maaf krn lama update. selain stuck ide, saya juga byk tugas dan ulangan. hahah.. makasi ajah buat yang nungguin. buat admin stephcecil yg selalu ngingetin buat lanjutin certa ini, makasih bgt. udah sekian ajah. *heart*

1 komentar:

  1. daebak. aku suka tipe cerita kaya gini thor! detektif, penyelidikan. gak sabar next part. cepetan ya :D

    BalasHapus